Mojokerto, reporter.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melaunching dimulainya gerakan bioetanol tebu untuk ketahanan energi. Gerakan ini diawali dengan kerja sama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dengan PT Pertamina untuk memproduksi bahan bakar E5.
Launching bioetanol tebu untuk ketahanan energi digelar di PT Energi Agro Nusantara (Enero) di Desa Gempolkrep, Gedeg, Kabupaten Mojokerto. Tiba di pabrik ini, ia langsung menerima pemaparan dari Dirut Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Mohammad Abdul Ghani.Yaitu tentang 2 jalur produksi bioetanol. Pertama, bioetanol dibuat dari tetes tebu atau molases, yakni produk sampingan dari pabrik gula. Seperti di PT Enero, tetes tebu dicampur dengan ragi, lalu diencerkan dengan air 10 kali lipat sampai terjadi fermentasi.
Selanjutnya campuran tersebut didestilasi menghasilkan etanol. Jalur kedua langsung mengolah nira atau sari tebu menjadi bioetanol.
Usai memberi sambutan, Presiden Jokowi meresmikan dimulainya gerakan bioetanol tebu untuk ketahanan energi. Launching gerakan ini ditandai dengan peletakan nozel selang bahan bakar bioetanol ke mesin dispenser oleh Presiden.
Ia didampingi Menteri ESDM Arifin Tasrif, Wagub Jatim Emil Dardak, Dirut Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Mohammad Abdul Ghani, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, serta Dirut PT Pertamina Nicke Widyawati.
"Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim pada pagi ini saya nyatakan dimulainya bioetanol tebu untuk ketahanan energi," kata Jokowi di lokasi, Jumat (4/11/2022).
Gerakan bioetanol tebu untuk ketahanan energi diawali dengan kerja sama antara Holding Perkebunan Nusantara PTPN III dengan PT Pertamina. Nota kerja sama ditandatangani direktur utama masing-masing.
Selanjutnya Presiden Jokowi bertolak ke kebun tebu di Dusun Temugiring, Desa Batankrajan, Gedeg, Kabupaten Mojokerto. Ia melihat langsung penanaman tebu menggunakan teknologi modern dari Brazil.
Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury menjelaskan kerja sama antara Holding Perkebunan Nusantara PTPN III dengan PT Pertamina salah satunya terkait penyediaan bioetanol. PT Pertamina bakal membeli semua produk etanol berbahan tetes tebu tersebut.
Sehingga bisa mengurangi impor minyak mentah. Sebab bioetanol bakal dicampur dengan bensin untuk menghasilkan BBM jenis biogasoline atau E5.
"Kerja sama ini, Pertamina bisa memproduksi bio solar, sustainable aviation fuel atau Avtur untuk industri pesawat terbang, serta produksi HVO (Hydrotreated Vegetable Oil) untuk ketahanan energi nasional," jelasnya.
Usai memberi sambutan, Presiden Jokowi meresmikan dimulainya gerakan bioetanol tebu untuk ketahanan energi. Launching gerakan ini ditandai dengan peletakan nozel selang bahan bakar bioetanol ke mesin dispenser oleh Presiden.
Ia didampingi Menteri ESDM Arifin Tasrif, Wagub Jatim Emil Dardak, Dirut Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Mohammad Abdul Ghani, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, serta Dirut PT Pertamina Nicke Widyawati.
"Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim pada pagi ini saya nyatakan dimulainya bioetanol tebu untuk ketahanan energi," kata Jokowi di lokasi, Jumat (4/11/2022).
Gerakan bioetanol tebu untuk ketahanan energi diawali dengan kerja sama antara Holding Perkebunan Nusantara PTPN III dengan PT Pertamina. Nota kerja sama ditandatangani direktur utama masing-masing.
Selanjutnya Presiden Jokowi bertolak ke kebun tebu di Dusun Temugiring, Desa Batankrajan, Gedeg, Kabupaten Mojokerto. Ia melihat langsung penanaman tebu menggunakan teknologi modern dari Brazil.
Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury menjelaskan kerja sama antara Holding Perkebunan Nusantara PTPN III dengan PT Pertamina salah satunya terkait penyediaan bioetanol. PT Pertamina bakal membeli semua produk etanol berbahan tetes tebu tersebut.
Sehingga bisa mengurangi impor minyak mentah. Sebab bioetanol bakal dicampur dengan bensin untuk menghasilkan BBM jenis biogasoline atau E5.
"Kerja sama ini, Pertamina bisa memproduksi bio solar, sustainable aviation fuel atau Avtur untuk industri pesawat terbang, serta produksi HVO (Hydrotreated Vegetable Oil) untuk ketahanan energi nasional," jelasnya.
Social Header