LAMONGAN, Reporter.com (24/12/2022) – Temuan kasus demam berdarah (DB) di Lamongan terhitung masih kecil. Dinas Kesehatan (Dinkes) Lamongan mendata jelang tutup tahun ini, temuan kumulatif sebanyak 375 kasus DB.
Kepala Dinkes Lamongan dr. Taufik Hidayat menjelaskan, kemunculan kasus baru ini terhitung rendah. Rerata satu bulan tidak sampai 30 kasus. Meski begitu, Dinkes Lamongan mewaspadai potensi kenaikan kasus DB.
Untuk mencegah kenaikan kasus, masyarakat yang memiliki gejala seperti DB agar segera periksa. Salah satu gejala yang paling sering muncul yakni demam tinggi disertai mual atau nyeri otot. Namun, biasanya demam ini dianggap biasa, serta diobati dengan cara yang kurang tepat.
‘’Sebaiknya kalau anak mendadak demam tinggi segera periksa, biasanya perkembangan virusnya empat sampai 10 hari setelah digigit nyamuk,’’ ujarnya.
Dia meminta seluruh petugas kesehatan dan kader untuk memperhatikan lingkungannya. Sehingga, masyarakat yang sakit bisa langsung ditangani, serta bagi yang tidak memiliki gejala bisa dicegah.
Menurut Taufik, kemunculan kasus terbanyak biasanya ketika musim penghujan. Tahun ini temuan terbanyak bulan Januari, sehingga mulai sekarang sebaiknya berusaha untuk menurunkan risiko kenaikan kasus.
‘’Kita minta semua fasyankes untuk sosialisasi pemberantasan sarang nyamuk, dengan menjaga kebersihan lingkungan,’’ imbuhnya.
Taufik menyebut, kasus DB biasa mendera anak-anak. Karena itu, orang tua maupun pihak sekolah harus bekerjasama dalam menjaga kebersihan lingkungan. Sebab, jentik akan berkembang menjadi nyamuk apabila berada di tempat lembab.
Selain itu, menjaga pola makan juga berpengaruh untuk memastikan kondisi tubun tetap terjaga. ‘’Intinya kita harus menjaga kebersihan supaya nyamuk aides aegepty tidak berkembang di lingkungan sekitar,’’ terangnya.
(hum.ry)
Social Header