Midun (dua dari kiri) dengan membawa sepeda onthel dipasangi keranda hitam didampingi dua suporter Ultras di kantor sekretariat Gresik United |
Gresik, reporter.com - Kantor Sekretariat Gresik United di Jalan Panglima Sudirman malam hari, tiba-tiba ramai didatangi Ultras yang mengawal Midun ngonthel sambil membawa simbol keranda korban Tragedi Kanjuruhan.
Midun yang berasal dari Kota Batu dengan membawa sepeda dipasangi keranda mayat ditutupi warna hitam. Diatas kain tersebut ditulisi ‘Football Without Violence’ atau sepak bola tanpa kekerasan. “Saya prihatin dengan kejadian yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang tahun lalu. Meski keluarga saya tidak menjadi korban,” ujarnya kepada beritajatim.com, Jumat (4/08/2023).
Rencananya, lanjut Midun, aksi simpati ini akan terus dilakukan hingga ke Senayan Jakarta. Tujuannya, agar pemerintah tidak melupakan kasus Kanjuruhan yang menelan ratusan korban. “Saya dan keluarga korban mengucapkan terima kasih pada Gresik United yang menerima kami, serta memberi tempat istirahat sebelum melanjutkan perjalanan lagi,” ungkapnya.
Sementara Cholifatul Noor, warga Malang yang putranya menjadi korban, yakni Jovan Farellimo P (15) serta Juariyah yang juga kehilangan putra Sifwa Dinar Artamevia (17), mengaku kecewa dengan sikap pemerintah yang terkesan lepas tangan terkait kejadian ini. “Kami bersama Pak Midun memperjuangkan permasalahan ini dengan bersepeda dipasang keranda agar pemerintah tidak melupakan kasus Kanjuruhan,” katanya.
Aksi yang dilakukan Midun ini juga mendapat pengawalan dari puluhan suporter Gresik United, Ultras. Mereka mengawal kedatangan rombongan keluarga korban mulai dari perbatasan Surabaya lalu menuju ke kantor Sekretariat Gresik United.
(Red*Tim)
Social Header