Sebagaimana diketahui, pembunuhan Zidan itu terjadi di kamar kosannya pada Rabu (2/8) sekitar pukul 18.30 WIB. Zidan tewas usai ditikam berulang kali oleh kakak tingkatnya di UI, Altaf.
Mayat Zidan baru ditemukan pada Jumat (4/8). Mayat ditemukan usai keluarga tak bisa menghubungi korban dan berinisiatif mengecek ke kos.
Mayat Zidan ditemukan dalam kondisi terbungkus plastik hitam. Polisi menyebut pembunuhan diduga dipicu Altaf yang terlilit utang pinjol hingga ingin merampas barang-barang korban.
Dua minggu berselang, polisi pun menggelar rekonstruksi pembunuhan Zidan, di Jalan Palakali, Kukusan, Beji, Depok, Selasa (22/8/2023). Altaf dihadirkan mengenakan baju tahanan berwarna oranye dengan celana pendek dan tangan diborgol.
Kuasa hukum pihak korban, keluarga korban, Wakasat Reskrim Polres Depok AKP Nirwan Pohan, Kanit Reskrim Polsek Beji Iptu Sukirno, hingga pihak Universitas Indonesia tampak hadir di lokasi rekonstruksi.
50 Adegan
Dua minggu berselang, polisi pun menggelar rekonstruksi pembunuhan Zidan, di Jalan Palakali, Kukusan, Beji, Depok, Selasa (22/8/2023). Altaf dihadirkan mengenakan baju tahanan berwarna oranye dengan celana pendek dan tangan diborgol.
Kuasa hukum pihak korban, keluarga korban, Wakasat Reskrim Polres Depok AKP Nirwan Pohan, Kanit Reskrim Polsek Beji Iptu Sukirno, hingga pihak Universitas Indonesia tampak hadir di lokasi rekonstruksi.
50 Adegan
Polisi menyebut ada 50 adegan dalam rekonstruksi tersebut. Adegan-adegan ini sesuai dengan aksi sadis yang dilakukan Altaf.
"Alhamdulillah, rekonstruksi berjalan lancar, dan tersangka melaksanakan beberapa adegan sesuai dengan apa yang dia lakukan dan rekonstruksi berjalan sebanyak 50 adegan," kata Wakasat Reskrim Polres Depok AKP Nirwan Pohan kepada wartawan di Kukusan, Beji, Depok, Selasa (22/8/2023).
Nirwan mengatakan rekonstruksi guna memenuhi kelengkapan berkas untuk segera dilimpahkan ke jaksa penuntut umum (JPU). Adegan rekonstruksi ini sesuai dengan berita acara pemeriksaan (BAP).
"Rekonstruksi ini adalah satu hal untuk memenuhi kelengkapan berkas, dan dalam waktu segera mungkin akan kami limpahkan berkasnya ke JPU. Iya (adegan dalam rekonstruksi), sinkron ya, sesuai (BAP)," jelasnya.
Adegan Penusukan Hingga Sembunyikan Jasad Korban
Dalam rekonstruksi Altaf memperagakan adegan aksi kejinya menusuk korban sebanyak 30 kali pada saat kejadian, Rabu (2/8). Tidak hanya itu, ia juga memasukkan jarinya.
Usai melakukan pembunuhan, keesokan harinya pada Kamis (3/8) pagi, Altaf kembali mendatangi kamar kos korban. Dalam rekonstruksi, terlihat jasad korban saat itu berada di samping kasur.
Altaf kemudian memperagakan adegan saat dirinya melakban tangan dan kaki korban. Ia mengaku saat itu kondisi badan korban belum kaku, ia juga menyebut pada hari sebelumnya sempat menutup mata korban.
"Belum kaku (kakinya). Awalnya (matanya) melek terus ditutup," ujar Altaf sambil memperagakan melakban tangan korban.
Usai dilakban, Altaf memperagakan membungkus jasad korban dengan plastik hitam. Jasad di masukan dalam plastik dalam kondisi lurus.
Usai terbungkus plastik, Altaf menyembunyikan jasad korban di kolong tempat tidur. Dalam adegan, ia memperagakan mengangkat tempat tidur dan menggeser jasad korban hingga ke kolong tempat tidur.
Mata Korban Ditutup
Di lokasi, JPU Putri Dwi sempat mempertanyakan kondisi badan korban sebelum dibungkus plastik. Selain itu, ia menanyakan kondisi mata korban setelah tewas ditusuk.
Menjawab pertanyaan tersebut, Altaf mengaku saat itu kondisi badan korban belum kaku. Mata korban juga disebut masih dalam kondisi terbuka setelah tewas.
"Dia melek apa merem?" tanya JPU.
"Awalnya melek, Bu, terus langsung ditutup," ujar Altaf.
"Pas hari sebelumnya?" tanya JPU.
"Iya," tuturnya.
Altaf Menangis
Jaksa menyebut Altaf menangis setelah mengambil barang-barang Zidan. Peristiwa itu terlihat dalam adegan ke-28 dalam rekonstruksi ini.
Dalam adegan itu, Altaf tampak duduk di depan mayat Zidan yang sudah tergeletak di lantai.
"Tersangka di kamar kos sempat sadar dan menangis," kata jaksa Edrus saat membacakan narasi rekonstruksi.
Pantauan di lokasi, korban sempat mengatakan 'maaf' dan 'terima kasih'. Altaf memperagakan adegan menusuk-nusuk tubuh korban secara berulang sembari mendorongnya.
"Ada puluhan berarti tusukannya? Sampai 100 nggak?" tanya jaksa Alfa Dera ke Altaf.
"Kemarin pas dicek ada 30, Pak," jawab Altaf.
"30 tusuk," sahut Alfa Dera
Keluarga Altaf Disebut Belum Minta Maaf
Paman dari mahasiswa UI Muhammad Naufal Zidan (19) yang dibunuh kakak tingkatnya, Faiz, mengatakan hingga kini belum ada keluarga dari tersangka Altafasalya Ardnika Basya (23) yang meminta maaf. Padahal, ujar Faiz, pihaknya sudah memberikan nomor kontak kepada pihak Altaf.
"Sampai dengan saat ini dari keluarga pelaku masih belum ada inisiatif atau kemauan untuk menghubungi keluarga korban. Sebenarnya kami, adik saya ini, sudah bertemu dengan orang tua pelaku," ujar Faiz kepada wartawan di Kukusan, Beji, Depok, Selasa (22/8).
"Sudah diberi nomor handphone juga. Kami juga sampaikan bahwa bisa menghubungi ya. Kami persilakan menghubungi," sambung Faiz.
Faiz menilai, jangankan untuk meminta maaf, untuk bersilaturahmi pun keluarga Altaf belum menunjukkan beriktikad baik. "Tetapi sepertinya sampai dengan saat ini masih belum ada iktikad baik ya. Kami sampaikan, belum ada iktikad baik untuk bersilaturahmi, khususnya meminta maaf secara langsung kepada keluarga kami," sambung dia.
Paman Zidan lainnya, Muchtar Fathoni, mengatakan sempat bertemu keluarga Altaf. Namun dia menyarankan keluarga Altaf untuk mendatangi langsung ke kediaman keluarga Zidan di Lumajang untuk melayat dan meminta maaf.
"Pada pertemuan dengan orang tua, ya cuma ngobrol biasa saja. Ya kami sampaikan memang sebaiknya kalau bisa datang ke Lumajang sana, akan lebih baik begitu ya. Tapi mereka masih pikir-pikir, begitu," tutur Fathoni
Namun sampai saat ini keluarga Altaf belum kunjung menemui keluarga Zidan. Dia pun seakan-akan menyayangkan sikap dari keluarga Altaf.
"Dan sampai dengan saat ini pun belum ada tindak lanjut begitu. Sebenarnya kan kita adat ketimuran ya sebenarnya, dalam artian orang punya salah minimal ada iktikad baiknya ke situ, saran saya kan seperti itu dari awal," ungkapnya.
"Tapi sampai saat ini belum ada sama sekali buat datang untuk ngelayat kek atau apa," ucap Fathoni.(red.dn)
Social Header