Jakarta, reporter.web.id - Bentrok antara dua kelompok diduga simpatisan organ kepemudaan PDIP dan Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) di Muntilan, Magelang, Jawa Tengah, pada Minggu (15/10) petang telah selesai.
Situasi jalanan pada pukul 23.26 WIB pun sudah kondusif, dan arus lalu lintas lancar. Meskipun demikian di lokasi masih terlihat sejumlah barang berserak bekas bentrok seperti bekas botol maupun batu.Pemkab Magelang prihatin dengan kejadian kerusuhan antarkelompok yang terjadi di Muntilan. Selain itu, Pemkab Magelang juga memohon maaf kepada pengguna jalan raya yang terganggu akibat kejadian tersebut.Bupati Magelang Zaenal Arifin menyatakan pihaknya akan berupaya membantu mediasi sehingga keributan sejenis tak terjadi lagi di wilayahnya."Kami tentunya atas nama pemerintah daerah bersama Forkopinda perihatin dengan kejadian ini. Tentunya, kami duduk bersama Pak Kapolresta, Pak Dandim dan dua kelompok yang diindikasikan ada masalah. Kita akan lakukan mediasi membantu proses penyelesaian persoalan ini," kata Bupati Magelang Zaenal Arifin kepada wartawan di Muntilan, Minggu (15/10)."Sekali lagi, kami prihatin dengan kejadian ini. Dan nanti akan memfasilitasi untuk melakukan mediasi agar peristiwa-peristiwa tidak terulang kembali di wilayah Kabupaten Magelang," sambung Zaenal.Menurut Zaenal, Kabupaten Magelang selama ini dikenal sejuk, damai."Ini menjadi tidak elok bahkan berita ini sudah sampai ke mana-mana," ujarnya, "Semoga ini tidak terjadi lagi nanti ke depannya."Dalam bentrok yang terjadi pada Minggu petang tadi terjadi pembakaran sepeda motor. Perihal hal tersebut, Zaenal mengatakan pihaknya akan mendata dan memfasilitasi proses penyelesaiannya."Yang paling penting, kami pemerintah daerah harus menjamin keselamatan semuanya dan harus melindungi semuanya. Kami akan memfasilitasi untuk proses-proses penyelesaiannya apapun itu bentuknya sehingga clear, nanti tidak ada masalah-masalah dan persoalan-persoalan lagi," ujar Zaenal.Sebelumnya, Kapolresta Magelang Kombes Ruruh Wicaksono menyampaikan, keributan dua kelompok massa itu terjadi karena ada gesekan awal hingga membesar."Itu ada kegiatan masyarakat, kemudian saat kelompok lain hendak kembali terjadi bersinggunggan dengan kelompok lain, dan terjadi lempar-lemparan," ujar Ruruh.Ruruh menyampaikan, salah satu kelompok yang terlibat keributan yakni kader PDIP. Menurutnya, saat itu dari PDIP tengah mengikuti kegiatan Laskaran PDIP di Magelang."Itu dari PDIP ada laskaran di Magelang, dari setiap kecamatan mengirimkan untuk menghadiri kegiatan di lapangan. Lalu saat kembali mereka terlibat selek (gesekan) dengan salah satu ormas," tuturnya.(red.NR)
Social Header