Blitar, reporter.web.id - Momen awal musim hujan biasanya dimanfaatkan warga Desa Kembangarum, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar untuk berburu entung ulat jati. Entung alias kepompong ini biasanya ditemukan di hutan pohon jati Lodoyo yang ada desa tersebut.
Pantau di lokasi, sejumlah warga mencari entung sejak pagi. Entung jati biasanya sembunyi di sela-sela lipatan daun jati kering yang jatuh di tanah. Warga kemudian mengais daun jati dan membolak-balik untuk mencari entung tersebut.
Salah satu warga Desa Kaligrenjeng, Kecamatan Wonotirto yang mencari entung adalah Supiah (42). Supiah mengaku sengaja mencari entung jati untuk dikonsumsi. Menurutnya, entung dapat diolah menjadi lauk pauk.
"Untuk dimakan, jadi lauk pauk. Jadi ikut cari entung jati ini. Tadi berangkat pukul 08.00 WIB, langsung ke sini sama rombongan," katanya Selasa (16/1/2024).
Supiah bersama sejumlah rekannya sudah tiga hari ini mencari entung di Hutan Jati Lodoyo. Biasanya, mereka mencari entung hingga pukul 14.00 WIB. Mereka bisa mendapatkan hingga satu kilogram kepompong tersebut.
"Dapatnya tidak tentu, setengah hari kadang dapat tujuh ons sampai satu kilogram," ujarnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Misidi (60), yang juga warga Wonotirto. Misidi bahkan rela meninggalkan sementara pekerjaannya sebagai buruh tani untuk ikut mencari entung di Hutan Jati Lodoyo. Menurutnya, selain bisa dikonsumsi, entung jati juga bisa dijual. Harganya cukup fantastis, yakni sekitar Rp 100 ribu per kilogram.
"Biasanya, entung jati dimasak oseng atau digoreng untuk lauk makan. Kalau dijual, harga entung jati bisa Rp 100 ribu atau lebih untuk 1 kilogram," kata Misidi.
Warga lain yang juga mencari entung jati yakni, Wiwik (39), warga Desa Bumiayu, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar. Dengan mengendarai motor, Wiwik menempuh jarak cukup jauh menuju Hutan Jati Lodoyo, Kecamatan Sutojayan, Blitar demi mencari entung.
"Cari entung untuk dijual, ke tetangga dan orang yang sudah pesan. Harga ya sekitar Rp 100 ribu per kilogram. Kemarin dapatnya hanya sedikit, semoga nanti dapat banyak," katanya.
Wiwik mengaku sengaja mencari entung hingga di Kecamatan Sutojayan, karena hutan jati di sekitar rumahnya sudah mengering. Sehingga dimungkinkan hanya sedikit entung yang tersedia.
"Hutan jati di sini lebih rimbun, jadi lebih banyak di sini entungnya. Daripada di hutan jati sekitar rumah," pungkasnya. (red.s)
Social Header