Bojonegoro, reporter.web.id - Ramadan di Bojonegoro tak lepas dari kegiatan Oklik. Yakni tradisi main alat musik berbahan bambu untuk membangunkan umat Islam yang makan sahur. Saking banyaknya pemuda yang punya talenta main musik patrol ini, tak sedikit yang menggelar perlombaan ini saat Ramadan.
Salah satunya para pemuda dan pemudi karang taruna di Desa Ngadiluhur, Kecamatan Balen, Bojonegoro. Demi memeriahkan suasana di bulan Ramadan, mereka menggelar Festival Oklik usai Salat Tarawih.Para peserta musik oklik ini tak hanya dari kalangan kawula muda sekitar desa, tetapi juga dari sejumlah kecamatan hingga kabupaten tetangga, yakni Tuban dan Lamongan. Setiap tim berjumlah 20 orang menggunakan alat musik dari bambu dan alat musik tradisional lainnya.
"Para peserta cukup banyak ini tadi. Mereka hanya diperbolehkan menggunakan alat musik oklik dari bambu dan tradisional," ucap Kades Ngadiluhur, Mad Muhargo, Sabtu (17/3/2024) malam.
Para peserta akan dinilai berdasarkan sejumlah hal. Mulai dari kekompakan tim hingga keseragaman dan kreasi yang ditampilkan saat berjalan menyusuri rute keliling kampung sejauh hampir 1,5 km.
Antusiasme warga dengan warna-warni kemeriahan dalam festival oklik ini sangat terlihat dengan banyaknya penonton yang membanjiri setiap jalur yang dilalui peserta.
"Antusias warga Ngadiluhur sangat mendukung. Dan ini untuk membangun kreatif mental pemuda di desa kami," imbuh Kades setempat, Muhargo.
Sementara itu, Adi wibowo, salah satu peserta Festival Oklik mengaku dirinya sangat senang bisa turut memeriahkan musik sahur di Bojonegoro.
"Ya ini bentuk melestarikan budaya oklik yang telah turun menurun dilakukan warga Bojonegoro saat Ramadan," ujar Adi
Kegiatan itu digelar secara meriah. Selama berlangsungnya kegiatan petugas keamanan terdiri dari Koramil dan Polsek Balen turut mendukung dan mengawal berlangsungnya acara supaya berjalan tertib dan lancar.
Social Header