Ponorogo, reporter.web.id - Masyarakat Jawa Timur tentu tak asing dengan kudapan manis madumongso. Jajanan olahan dari ketan hitam ini masih menjadi favorit masyarakat saat Ramadan. Penjual madumongso di Ponorogo pun ketiban berkah hingga berhasil meraup omzet ratusan juta.
Di Ponorogo, madumongso kerap disuguhkan di meja saat Lebaran. Namun, kudapan ini juga nikmat disantap saat berbuka puasa. Tak heran, banyak warga yang memesan jajanan manis ini.
Salah satu penjual madumongso yang banjir orderan yakni Supriati, warga Jalan Kawung, Kelurahan Mangunsuman, Kecamatan Siman, Ponorogo. Di minggu pertama Ramadan, Supriati mengaku sudah menjual 150 kilogram madumongso.
"Ini baru pekan pertama, berkah Ramadan. Pesanan sudah mencapai 150 kilogram," terang Supriati kepada wartawan, Kamis (21/3/2024).
Supriati menyebut, per satu kilogram, madumongso dia jual dengan harga Rp 135 ribu. Pesanan tidak hanya datang dari warga Ponorogo, tapi juga dari luar Jatim seperti Papua, Sulawesi, Kalimantan dan Sumatra.
"Mereka pesan secara online, kalau sudah jadi, saya tinggal kirim," imbuh Supriati.
Tampak Supriati sedang membuat adonan madumongso. Dengan telaten, Supriati mencuci ketan hitam yang dicampur ketan putih. Kemudian, direndam dengan air hangat selama satu hari satu malam.
Setelah dilakukan perendaman satu hari satu malam, kemudian ketan dikukus hingga 2 kali. Lalu difermentasi selama 2 hari hingga menjadi tapai.
Setelah menjadi tapai, ketan dicampur dengan santan, gula merah dan gula putih. Lalu diaduk di atas kompor hingga 2 jam. Baru diangkat.
"Tahun lalu saya jual 1,5 ton madumongso, omzetnya Rp 202-an juta," tandas Supriati.
Supriati mengaku tak kewalahan dengan banyaknya pesanan ini. Sebab, ia dibantu para tetangganya. Hal ini membuat ia dan tetangga sama-sama mendapat berkah Ramadan.
"Biasanya saya panggil tetangga untuk bantu produksi sampai bungkusnya hingga pengiriman. Jadi bisa sama-sama dapat cuan," pungkas Supriati.(red.Tim)
Social Header