Banjarmasin, reporter.web.id – Aktivitas di pasar tradisional di Banjarmasin terlihat lebih sepi dari biasanya pada hari pelaksanaan Haul ke-20 Tuan Guru Haji Muhammad Zaini Abdul Ghani atau Abah Guru Sekumpul, Ahad (5/1).
Pantauan ANTARA Kalsel menunjukkan bahwa jumlah pedagang dan konsumen di beberapa pasar tradisional, seperti Pasar Pagi di Kelurahan Pemurus Dalam, Banjarmasin, menurun drastis karena banyak yang menghadiri kegiatan akbar ini di Martapura, Kabupaten Banjar.
Pedagang dan Konsumen Prioritaskan Haul
Mama Surya, seorang pedagang pentol atau bakso, mengungkapkan bahwa dirinya tetap berjualan pada pagi hari. Namun, ia berencana berangkat ke acara haul setelah melaksanakan shalat Dzuhur.
“Saya tetap berjualan pagi ini, tetapi setelah Dzuhur saya akan pergi ke Martapura untuk menghadiri Haul Guru Sekumpul,” katanya.
Situasi serupa terlihat di Pasar Ahad Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar, di mana banyak pedagang menutup lapak mereka. Hal ini disebabkan karena sebagian besar pedagang berasal dari Martapura dan memilih untuk fokus menghadiri acara haul.
Harga Bahan Pokok Stabil
Meskipun aktivitas pasar menurun, harga bahan kebutuhan pokok tetap stabil. Harga ikan air tawar seperti Iwak Jelawat dijual seharga Rp75.000/kg, dan ikan nila Rp40.000/kg.
Harga sayuran seperti jagung muda, timun (bilungka), dan kacang panjang juga tidak mengalami kenaikan, masing-masing dijual seharga Rp2.000 per biji, Rp6.000/kg, dan Rp8.000/kg.
Dampak Tradisi Religius pada Ekonomi Lokal
Haul Guru Sekumpul yang rutin digelar setiap tahun menjadi momentum besar yang tidak hanya menyatukan umat dari berbagai daerah, tetapi juga memberikan dampak signifikan pada dinamika aktivitas ekonomi lokal.
Acara keagamaan ini menjadi prioritas bagi banyak masyarakat, termasuk pedagang dan konsumen, sehingga aktivitas pasar menurun sementara waktu. Namun, stabilitas harga bahan pokok menunjukkan bahwa pelaksanaan haul tidak memengaruhi pasokan kebutuhan pokok di wilayah tersebut.(Red.AL)
Social Header